30+ Teladan Teks Anekdot Singkat, Lucu, Menyindir Dalam Banyak Sekali Hal
Contoh Teks Anekdot – Ada banyak sekali jenis teks yang sanggup kita pelajari. Setiap jenis teks tentu mempunyai struktur dan karakteristik yang berbeda-beda. Salah satunya yaitu jenis teks anekdot yang bisa digunakan sebagai materi hiburan dan juga sindiran. Mungkin jenis teks yang menyerupai ini bergotong-royong sudah sering kita dengar sehari-hari. Namun, tidak banyak orang yang tahu namanya. Agar Anda gampang memahaminya, maka di bawah ini akan disajikan banyak sekali macam pola teks anekdot.
Teks anekdot terdiri dari banyak sekali macam tema mulai dari humor, politik, kesehatan, lingkungan, sosial, pendidikan, dll. Namun, meski mempunyai tema yang berbeda-beda secara umum sebuah teks anekdot mempunyai struktur yang sama, yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut ini yaitu klarifikasi struktur teks anekdot melalui contoh.
Daftar Isi Artikel
- Contoh Teks Anekdot Beserta Strukturnya 1
- Contoh Teks Anekdot Beserta Strukturnya 2
- Contoh Teks Anekdot Singkat 1
- Contoh Teks Anekdot Singkat 2
- Contoh Teks Anekdot Singkat 3
- Contoh Teks Anekdot Singkat 4
- Contoh Teks Anekdot Lucu 1
- Contoh Teks Anekdot Lucu 2
- Contoh Teks Anekdot Lucu 3
- Contoh Teks Anekdot Lucu 4
- Contoh Teks Anekdot Pendidikan 1
- Contoh Teks Anekdot Pendidikan 2
- Contoh Teks Anekdot Pendidikan 3
- Contoh Teks Anekdot Politik 1
- Contoh Teks Anekdot Politik 2
- Contoh Teks Anekdot Politik 3
- Contoh Teks Anekdot Sindiran
- Contoh Teks Anekdot Lucu dan Menyindir
- Contoh Teks Anekdot Kesehatan
- Contoh Teks Anekdot Bahasa Jawa
- Contoh Teks Anekdot Lingkungan 1
- Contoh Teks Anekdot Lingkungan 2
- Contoh Teks Anekdot Tentang Alam
- Contoh Teks Anekdot Sosial
- Contoh Teks Anekdot Layanan Publik
- Contoh Teks Anekdot Sindiran Koruptor
- Contoh Teks Anekdot Keluarga
- Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman
Contoh Teks Anekdot Beserta Strukturnya 1

Mencuri Sandal
Abstraksi
Pada suatu pagi, Aan pergi sarapan nasi uduk ke warung makan pinggir jalan milik Bu Rahmi. Setelah menuntaskan rutinitasnya tersebut, Aan bergegas pulang.
Orientasi
Pada waktu perjalanan pulang, Aan nyaris tertabrak sepeda motor oleh pengendara yang ugal-ugalan. Dikarenakan berusaha menghindar untuk tidak terserempet, maka sandal Aan pun putus. Lalu, Aan pulang ke rumah tanpa menggunakan sandal. Tapi, usang kelamaan kaki Aan sakit. Ia pun tetapkan untuk pergi ke warung dan membeli sandal. Namun, sialnya uangnya tak cukup.
Krisis
Dikarenakan uangnya tak cukup, Aan pun berniat untuk mengambil sandal di masjid yang banyak berserakan. Ia berencana untuk mengambil satu sandal terbaik dari masjid tersebut. Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan para sandal jamaah yang berdatangan. Ketika para jamaah sibuk beribadah maka segera ia ambil sandalnya.
Aksinya berjalan lancar dan ia mendapatkan sandal berwarna merah. Di antara sandal jamaah lainnya, inilah yang terbaik. Tanpa disadari apa yang dilakukan oleh Aan diketahui oleh sang pemilik sandal. Pemilik sandal pun pribadi berteriak seketika Aan berlari. Namun, naas bagi Aan yang mempunyai perut buncit hingga sulit berlari. Ia tertangkap dan dbawa ke kantor polisi.
Setelah dilakukan penyelidikan, Aan terbukti telah melaksanakan kesalahan lantaran melanggar pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan seminggu lagi. Apes sekali nasib Aan lantaran hal sepele membuatnya harus berurusan dengan hukum.
Reaksi
Hari persidangan pun tiba, Aan duduk di dingklik terdakwa dengan wajah tertunduk.
Hakim: “Baiklah putusan pengadilan tetapkan bahwa Aan umur 23 tahun telah terbukti mencuri sandal seharga Rp 30.000. Berdasarkan kesalahan yang diperbuat, maka Anda akan dijatuhi sanksi selama 5 tahun penjara.
Aan: “Ini tidak adil Pak Hakim. Mengapa sanksi saya lebih berat dibandingkan dengan koruptor?”
Koda
Sang Hakim pun bersedia untuk menawarkan penjelasan. Sandal yang Anda curi itu senilai Rp 30.000. Itu artinya Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sementara itu, mengapa koruptor yang mencuri uang rakyat sejumlah 2 miliar milik 200 juta rakyat hukumannya lebih ringan?
Ya, terperinci saja lebih ringan lantaran setiap orang hanya dirugikan Rp 10. Jadi, kerugian yang Anda lakukan itu jauh lebih besar dibandingkan tindakan para koruptor.
Contoh Teks Anekdot Beserta Strukturnya 2

Abstraksi
Pada suatu malam yang hening terdapat percakapan antara ibu dan anak laki-lakinya yang sudah beranjak dewasa.
Orientasi
Mereka berdua sedang membicarakan perihal jodoh si anak yang tak kunjung datang.
Event
Mereka berbicara panjang lebar mengenai kriteria calon yang diinginkan oleh anaknya. “Nak, mengapa di usiamu yang sudah berumur menyerupai kini ini kau belum mencari jodoh?” “Jujur ibu sudah renta nak sudah ingin menimang cucu.” “Apakah sudah ada calon atau belum?” “Jika belum kira-kira menyerupai apa kriteria calonmu?” pertanyaan si ibu memberondong anaknya.
Krisis
Si anak pria kemudian menjawab, “saya trauma Bu dengan yang namanya wanita, dari dahulu saya dekat dengan beberapa perempuan bagus tetapi mereka hanya mengincar harta dan fisik saya. Jujur saya tidak tahan Bu dengan perempuan menyerupai itu. Mohon maaf jikalau hingga ketika ini saya belum bisa menciptakan Ibu bahagia,” jawab sang anak sejujurnya.
“Tapi Bu, berikanlah waktu satu bulan untuk saya mencari jodoh. Namun, ibu juga harus mendapatkan jodoh saya dengan penuh suka cita tanpa memandang materi dan fisik yang dimilikinya,” pinta sang anak kepada ibunya.
Reaksi
“Baiklah Ibu mendapatkan segala persyaratanmu. Ibu sangat senang sekali jikalau kau cepat tanggap. Jujur Ibu sudah tidak sabar untuk menimang cucu biar rumah ini terlihat ramai,” ujar sang Ibu menggebu-gebu.
Koda
Setelah sebulan dalam masa pencariannya, kesudahannya sang anak menemukan jodohnya. “Bu, ini jodoh saya namanya Sari,” sambil memperkenalkan kepada Ibunya. Sang ibu sontak kaget lantaran Sari hampir seusia dengannya. “Lalu, siapa tiga anak ini Nak?” tanya sang ibu kepada anaknya.
“Oh ini anak Sari Bu. Sari ini janda dengan 3 anak Bu. Jadi, sebentar lagi rumah kita akan ramai menyerupai impian ibu,” ucap sang anak girang.
Re-orientasi
Mendengar balasan sang anak dan melihat kenyataan di depannya sang ibu pun mendadak pingsan.
Contoh Teks Anekdot Singkat 1

Terkena Setrika
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya lantaran luka bakar.
Dokter: “lho indera pendengaran Anda kenapa lagi pak?”
Pasien: “Begini dok ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan reflek kesudahannya saya melekatkan setrika pada indera pendengaran kiri saya dok.”
Dokter: “Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang bapak rasakan. Lalu, untuk indera pendengaran yang sebelah kanan itu kenapa pak?”
Pasien: “Nah, inilah masalahnya dok, si bego itu kembali menelepon saya.”
Contoh Teks Anekdot Singkat 2

Bersedekah
Alkisah, terdapat seorang pengemis renta yang sedang meminta-minta kepada anak muda. “Nak, minta sedekahnya Nak,” pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis renta sambil berkata, “Kembali lima ribu ya Pak!” pinta cowok tersebut.
Bapak pengemis renta tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian, “Ini Nak kembaliannya silakan diambil.”
“Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak.” ucap cowok tersebut keheranan.
“Oh, tidak apa-apa Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah.”
Contoh Teks Anekdot Singkat 3

Bebas Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, maka sang guru pun terlibat percakapan dengan salah satu muridnya.
Murid: “Bu, ibu guru tanya bu!”
Ibu Guru: “Ya silakan, apa yang ingin kau tanyakan Pul?”
Murid: “Bu guru, bergotong-royong boleh tidak seseorang dieksekusi lantaran perbuatan yang belum dilakukannya?”
Ibu Guru: “Ya terperinci dihentikan dong. Seseorang itu gres boleh dieksekusi apabila ia terbukti bersalah Pul.”
Murid: “Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas sanksi ya Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR.
Ibu Guru: “Ooohhh…. dasar bocah gendheng.”
Contoh Teks Anekdot Singkat 4

Alkisah, hiduplah sepasang suami istri yang sedang memanen buah tomat di kebun dekat rumahnya. Tomat yang dipanen berwarna merah dan ukurannya besar-besar sehingga mereka ingin memakannya. Setelah menerima beberapa keranjang, sang suami memakan satu buah tomat.
Kemudian sang istri menegurnya, “Pah, kenapa tomatnya dimakan? Ini kan belum dicuci jadi masih mengandung pestisida.” “Tahu nggak mah? Tomat ini menyerupai papah dan mamah lhoo,” rayu sang suami. “Maksudnya?” sang istri terheran. “I Love You Too Much,” jawab suaminya dengan nada mesra. Mendengar perkataan suaminya, sang istri pun pribadi tersentuh hatinya dan tertawa.
Contoh Teks Anekdot Lucu 1

Burung Beo Nakal
Annisa, Rara dan Cindy mempunyai rumah yang berdekatan sehingga mereka selalu pergi bersama menuju kantor. Setiap kali akan pergi menuju kantor mereka harus menunggu angkot di pinggir jalan raya yang letaknya di ujung gang. Ketika akan menuju ujung gang mereka selalu melewati rumah berwarna hijau yeng mempunyai binatang peliharaan berupa burung beo.
Setiap kali ketiga perempuan itu melewati rumah tersebut, si burung beo niscaya mengucapkan tiga warna. Rara mulai berprasangka buruk, dirinya merasa bahwa burung beo tersebut telah mengetahui warna celana dalam mereka bertiga. Dalam rangka menunjukan benar tidaknya prediksi Rara, keesokan harinya mereka bertiga setuju menggunakan celana dalam yang sama.
Keesokan harinya mereka melewati rumah tersebut dan si beo pun berkata, “Hitam, hitam, hitam.” Ketiga perempuan tersebut pun terheran-heran dengan si beo. Pada hari berikutnya si beo kembali menebak warna celana dalam ketiga perempuan tersebut dengan berkata, “Pink, pink, pink.” Ketiga perempuan tersebut kembali dibuat terheran-heran. Cindy kesudahannya mempunyai wangsit yang agak konyol.
“Bagaimana kalau besok kita bertiga tidak usah menggunakan celana dalam? Biar kita dengan apa ocehan si beo usil tersebut!” Pada keesokan harinya ketiga perempuan tersebut kembali lewat di depan rumah cat warna hijau. Akan tetapi, tidak menyerupai biasanya si beo nampak mondar-mandir kebingungan.
Cindy dkk mulai tertawa alasannya yaitu kesudahannya mereka bisa mengerjai si burung beo yang usil itu. Namun, tertawa mereka tidak usang kemudian terhenti lantaran si burung beo mengucapkan tiga patah kata yaitu, “lurus, lurus, keriting.”
Contoh Teks Anekdot Lucu 2

Antara Pencuri Sandal dan Koruptor
Pada suatu persidangan, seorang hakim menjatuhi sanksi 5 tahun terhadap cowok berusia 23 tahun. Pemuda tersebut berjulukan Adi, Ia terbukti bersalah lantaran mencuri sepasang sandal di masjid.
Adi: “Lho tunggu dahulu Pak Hakim, sandal yang saya curi hanya berharga Rp 30.000. Mengapa saya dieksekusi 5 tahun penjara Pak? Sementara para koruptor yang mencuri uang rakyat dalam jumlah besar lebih ringan hukumannya?”
Hakim: “Saudara Adi, Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sementara itu, para koruptor merugikan 200 juta orang senilai 2 miliar rupiah. Jika dirinci kerugian yang ditimbulkan dari tindak korupsi hanya Rp 10 per orang.”
Adi: “Lalu?”
Hakim: “Lalu apa lagi? Jelas-jelas tindakan Anda jauh lebih merugikan orang lain. Oleh lantaran itu, sudah sepantasnya Anda saya berikan sanksi lebih berat.”
Adi: (Pingsan)
Contoh Teks Anekdot Lucu 3

Abang Tukang Roti
Pada suatu sore, ada kakak tukang roti yang lewat di depan taman kompleks. Langsung saja, si sahabat gue Hengky memanggilnya. Tak usang kemudian, kakak tukang roti tersebut segera menghampiri kami yang sedang duduk di ayunan.
Hengky: “Ada roti rasa apa aja Bang?”
Abang: “Macam-macam Mas.”
Hengky: “Ini roti rasa apa ya Bang?”
Abang: “Itu rasa cokelat.”
Hengky: “Lah, kalau yang ini Bang?”
Abang: “Itu rasa strawberry Mas.”
Hengky: “kalau ini, ini Bang?”
Abang: “Itu rasa nanas Mas.”
Hengky: “Bingung saya Bang. Kagak jadi beli deh.”
Abang: “Lah kenapa Mas?”
Hengky: “Lah ini Abang jual roti apa buah-buahan sih? Dari tadi nama yang disebutin nama buah-buahan semua.”
Suasana pun hening dan Hengky bersama teman-temannya beranjak pergi. Si kakak tukang roti pun kembali memanggil mereka.
Abang: “Hoiii jadi beli kagak?”
Hengky: “Ogah Bang.”
Abang: “Ealaah, dasar anak setan.”
Contoh Teks Anekdot Lucu 4

Gara-Gara Kecoa
Alkisah hiduplah sepasang suami istri dengan dua orang anaknya. Setiap pagi kedua anak tersebut pergi berkebun untuk membantu orang tuanya. Namun, tiba-tiba mereka berdua pulang ke rumah dengan tergesa-gesa.
Kakak: “Mi, umi tolong mi, gawat ini mi adik menelan kecoa!”
Umi: “Astaga, kok bisa sih kak? Gimana ceritanya? Ayo cepat panggil Ayah suruh bawa dokter ke sini!”
Kakak: “Jangan mi, malah tambah gawat nanti. Sebentar lagi kecoanya juga mati.”
Umi: “Lho, kok bisa gitu kak?”
Kakak: “Iya mi, soalnya adik sudah saya kasih racun serangga mi. Di botolnya kan ada goresan pena “dapat membunuh serangga ekstra cepat.”
Umi: “Astagfirullah, sembrono kamu!”
Kakak: (bingung)
Umi: “Bi, abi anak kita makan kecoa bi, abi.” (sambil berlari mencari suaminya).
Kakak: (masih tetap bingung)
Contoh Teks Anekdot Pendidikan 1

Kantin Sekolah
Pada suatu pagi yang cerah di sebuah sekolah atau tepatnya dalam kelas, terlihat seorang ibu guru sedang mengabsen muridnya sebelum memulai pelajaran.
Guru : “Niken?”
Niken : “Hadir Bu!”
Guru : “Ahmad?”
Adit : “Tidak tahu Bu, tampaknya Ahmad masih berada di luar kelas Bu.”
(Selang beberapa ketika masuklah Ahmad ke dalam kelas)
Ahmad : “Permisi Bu, apakah saya diperbolehkan untuk masuk kelas?”
Guru : “Kamu habis dari mana saja Ahmad?”
Ahmad : “Maaf Bu barusan saya membeli makan di luar sekolah Bu.”
Guru : “Beli makan? Lho mengapa kau harus keluar sekolah? Sekolah kita kan ada kantin.”
Ahmad : “Itu gudang Bu, bukan kantin soalnya kotor dan sempit.”
(Mendengar ucapan Ahmad semua murid yang ada di kelas pun tertawa)
Guru : “kamu itu sudah untung sekolah kita punya kantin. Tapi, betul juga sih itu kantin sekolah memang sempit dan kotor. Sekolah kita nampaknya kurang memperhatikan kebersihan kantin.
Mendengar permasalahan tersebut, suasana kelas kembali normal menyerupai kegiatan berguru mengajar biasanya. Lantas, ibu guru segera menciptakan agenda siswa untuk piket kantin. Ia juga mengusulkan kepada kepala sekolah untuk memperbaiki kantin tersebut.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan 2

Tanda-Tanda Orang Pintar
Di dalam sebuah kelas sedang terjadi kegiatan berguru mengajar, di mana sang guru melaksanakan tanya jawab dengan para muridnya.
Ibu guru: “Anak-anak, apa tandanya seseorang dikatakan pintar?”
Umam: “Orang dikatakan pandai kalau ia rajin membaca Bu.”
Ibu Guru: “Bagus! Ada lagi?”
Bagas: “Rajin menulis juga Bu tentunya.”
Ibu Guru: “Ya Bagas, kau betul.”
Umam: “Tapi rajin menyontek juga Bu.”
Bagas: “Iya Bu, kalau tidak menyontek kita tak akan bisa apa-apa. Misalnya: dalam menciptakan pesawat terbang dari kertas, kalau tidak menyontek caranya tentu tak kan bisa. Betul kan Bu guru?”
Ibu Guru: “Oh iya ya betul juga kau Gas.”
Bagas: “Yes! Berarti hari ini kita boleh menyontek teman-teman biar jadi orang pintar.”
Ibu Guru (Bingung).
Contoh Teks Anekdot Pendidikan 3

Suatu hari di sekolah dasar yang terletak di kota Kendal. Murid-murid sedang istirahat jam pertama. Mereka sibuk melaksanakan aktivitasnya masing-masing. Ada yang pergi menuju perpustakaan untuk membaca buku. Ada yang pergi ke lapangan untuk bermain bola. Ada juga yang pergi ke kantin untuk makan siang. Beni dan Beno terlihat sedang berbincang-bincang di kantin.
“No, tahu tidak mengapa pendidikan zaman dahulu lebih lezat dibandingkan sekarang?” tanya Beni.
“Karena zaman dahulu sekolahnya gratis Ben, beda sama zaman kini ini dikit-dikit minta duit,” jawab Beno.
“Lalu kenapa pendidikan zaman dahulu gratis No?” tanya Beni lagi.
“Ya lantaran pemerintahannya tidak pelit,” jawab Beno.
“Kenapa pemerintahannya gak pelit?” tanya Beni lagi penasaran.
“Welaaah tanya terus kau ini. Ya lantaran pemerintahannya masih kaya Ben,” ucap Beno berlagak sok tahu.
“Kenapa pemerintahannya kaya No? Kaya kenapa?” Beni masih penasaran.
“Kaya si Mbahmu!” jawab Beno dengan kesal.
Contoh Teks Anekdot Politik 1

Kursi yang Membuat Lupa
Pada suatu siang, ada dua bocah yang sedang asyik bercanda di bawah pohon pisang.
Doni : “Ham, kita main tebak-tebakkan yuk. Kursi, Kursi apa yang bisa menciptakan orang lupa ingatan?”
Ilham : “Ya jawabannya terperinci dingklik goyang dong. Orang yang duduk di dingklik goyang akan mengantuk hingga tertidur. Saat tertidur orang niscaya lupa segala-galanya.”
Doni : (tertawa) “Meski lucu jawabannya ternyata salah Ham.”
Ilham : “Terus dingklik apa dong?”
Doni : “Jawabannya yaitu dingklik dewan perwakilan rakyat Ham.”
Ilham : “Tunggu dahulu Don, kok jawabannya bisa dingklik DPR?”
Doni : “Jelas jawabannya dingklik dewan perwakilan rakyat dong. Coba kau ingat lagi sebelum duduk di dingklik dewan perwakilan rakyat banyak sekali caleg yang berjanji manis biar dipilih rakyat. Tetapi, sesudah berhasil menduduki dingklik dewan perwakilan rakyat sekejap mereka hilang ingatan akan janjinya tersebut.”
Ilham : (tertawa) “Oh iya ya, ada betulnya juga kau Ham.”
Contoh Teks Anekdot Politik 2

Baju Tahanan KPK
Ada dua orang kader dari partai politik yang berbeda sebut saja namanya Gilang dan Galang. Keduanya sama-sama bermaksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Setelah menyerahkan berkas manajemen ke kantor KPU daerah, mereka pergi minum kopi bersama ke kantin. Di sana, mereka terlibat sebuah perbincangan yang seru.
Gilang : “Lang, politisi di negeri kita ini sudah banyak yang kaya.”
Galang : “kalau soal itu kau tak perlu bilang saja saya sudah tahu lang.”
Gilang : “Ya saking kayanya hingga mereka bisa mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Galang : “Lho, maksudmu baju termahal itu apa? Brand Bape, Stussy, atau Champion?”
Gilang : “Ah, itu mah saya juga bisa beli.”
Galang : “Lantas, apa sih baju termahal di Indonesia?”
Gilang : “Kamu ini gimana toh lang kok ya nggak update gitu lho. Baju termahal di Indonesia ya itu tuh baju KPK yang warna orange.”
Galang : “Welaah, kok malah baju KPK toh lang?”
Gilang : “Mbok ya dipikir toh lang. Gini lho, seorang politisi yang bisa menggunakan baju KPK minimal harus mencuri uang rakyat sejumlah 1 miliar. Setelah tertangkap barulah mereka bisa menggunakan baju termahal di Indonesia ini.
Galang : “Oalaah itu toh maksud kamu, gres ngerti aku.”
Mereka berdua kemudian memesan kopi satu cangkir lagi. Kemudian, mereka berdua termenung sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah naik status sosialnya lantaran menggunakan baju termahal di Indonesia.
Contoh Teks Anekdot Politik 3

Seorang suami istri sedang bekerja menjajakan kuenya dengan berkeliling. Hari itu panas sekali dan dagangan mereka masih banyak. Seketika mereka merasa lelah dengan pekerjaannya. Berbagai beban pun hadir di pikiran. BBM yang naik, bayaran anak sekolah belum dibayar, uang kontrakan belum dibayar, dan masih banyak kebutuhan yang harus dicukupi.
Akhirnya, mereka tetapkan untuk melepas lelah di sebuah dingklik taman yang sejuk lantaran banyak pohon rindang. “Lihat nasib kita Pak, bekerja seharian hanya sanggup uang sedikit belum lagi jikalau kuenya tidak habis maka tak sebanding dengan modal dan tenaga yang kita keluarakan Pak,” ucap istri lirih sambil menghela napas.
“Lihatlah mereka Pak yang bekerja di ruangan full AC penuh dengan kenyamanan. Tidak perlu repot memikirkan biaya anak sekolah, kendaraan beroda empat sudah disediakan, makan dilayani, jalan-jalan ke luar negeri. Mereka juga kan yang buat aturan kenaikan BBM tanpa memperhatikan kita-kita ini yang rakyat kecil. Sekali tanda tangan saja rupiah mengalir, sementara kerjanya duduk dan ngerumpi,” ucap istri kesal.
Contoh Teks Anekdot Sindiran

Negara yang Lucu
Ada dua orang sahabat lintas negara berjulukan Sasha dan Steven. Mereka berdua sedang asyik memperbincangkan mengenai kelucuan sebuah negara.
Sasha : “Swiss itu negara yang lucu.”
Steven : “Mengapa?”
Sasha : “Sebab negara Swiss mempunyai kementerian angkatan laut. Padahal mereka tidak mempunyai wilayah laut.”
Mendengar ucapan Sasha, Steven pun tertawa terbahak-bahak. Namun, Steven segera berhenti tertawa.
Steven : “Tapi Sa, negaramu tampaknya lebih lucu.”
Sasha : “Lho, mengapa?”
Steven : “Sebab negaramu punya kementerian urusan uang. Padahal, kalian tak punya uang.”
Sasha : (Menutup mukanya lantaran malu).
Contoh Teks Anekdot Lucu dan Menyindir

Presiden yang Gila
Pada suatu kesempatan ketika berkunjung ke Amerika Serikat, presiden keempat Indonesia berbincang hangat dengan presiden Amerika Serikat. Perbincangan dilakukan di Gedung Putih, sesudah membahas soal-soal kerjasama kedua negara, maka presiden Indonesia pun memberikan suatu topik yang tak kalah penting.
Presiden RI : “Presiden Indonesia itu gila semua Bung!”
Presiden AS : “Lho, apa maksud Anda? Bisa tolong jelaskan kepada Saya Bung.”
Presiden RI : “Ya, presiden pertama kami gila wanita. Lalu, yang kedua gila akan harta. Terus yang ketiga gila akan teknologi.”
Presiden AS : “Lantas apakah Anda merasa gila? Tadi Anda katakan bahwa semua presiden Indonesia itu gila.”
Presiden RI : “Ya tidak Bung.”
Presiden AS : “Lho, kenapa bisa begitu?”
Presiden RI : “Saya tidak gila Bung. Yang gila itu ya mereka yang milih saya.”
Contoh Teks Anekdot Kesehatan

Obat Sakit Kepala
Suatu hari di bulan puasa, seorang yang kakek yang tinggal bersama cucunya sedang asyik menonton televisi. Seperti biasa program favorit yang mereka tonton sebelum buka puasa yaitu “Ganteng-Ganteng Serigala.”
Setiap dua puluh menit sekali program tersebut akan diselingi dengan iklan. Salah satu iklan yang ditampilkan yaitu produk obat sakit kepala. Iklan ini menjelaskan bahwa obat sakit kepala sanggup diminum kapan saja.
Ketika sedang asyik menonton televisi, tiba-tiba kepala kakek sakit. Bergegaslah ia memerintahkan sang cucu untuk pergi ke warung membeli obat sakit kepala. Sesampainya di rumah, si kakek pribadi meminum obat sakit kepala tersebut.
Sang cucu nampak heran, kemudian bertanya “Kenapa obatnya di minum kini kek? Ini kan belum bedug buka puasa?”
Sang kakek pun menjawab dengan santai, “ya itulah hebatnya bodrex cu bisa diminum kapan saja bahkan waktu puasa sekalipun.”
Contoh Teks Anekdot Bahasa Jawa

Mboten Ngertos
Ada dua orang cowok yang berasal dari Pulau Sumatera yaitu Andi dan Anda. Andi sudah bisa berbahasa Jawa lantaran tinggal di Lampung. Sementara itu, Anda belum bisa bahasa Jawa lantaran asalnya dari Jambi. Mereka berdua tetapkan untuk merantau ke Pulau Jawa. Pada suatu pagi, mereka berjalan-jalan di sekitar kontrakan.
Anda : “Wahh bagus sekali ini rumah, sudah besar, higienis bertingkat pula. Ini rumah miliki siapa Ndi?”
Andi : “Mboten Ngertos.”
Anda : “Oh punyanya Mboten Ngertos ya. Ternyata orang jawa namanya aneh-aneh.”
Kemudian, Anda kembali melihat banyak kendaraan beroda empat parkir berjejer-jejer di depan sebuah rumah. Ia kembali takjub dan bertanya kepada Andi.
Anda : “Ndi, kalau kendaraan beroda empat glamor itu punya siapa saja ya?”
Andi : “Mboten Ngertos.”
Anda : “Waaaaah…. mantap sekali itu si Mboten Ngertos kaya raya. Kamu kenal orangnya Ndi? Aku mau lah berguru sama dia.”
Selang beberapa menit kemudian masuklah mereka ke sebuah gang kecil yang dipenuhi bendera kuning.
Anda : “Ndi, ini siapa yang meninggal?”
Andi : “Mboten Ngertos.”
Anda : “Yah gres saja kita membicarakan orangnya. Sekarang ia malah sudah pergi. Batal saya berguru sama ia nih.”
Akhirnya mereka berdua pun pulang ke kontrakan. Sesampainya di rumah Andi menjelaskan arti kata “Mboten Ngertos” yang diucapkannya. Mendengar klarifikasi Andi, Anda pun tertawa terbahak-bahak.
Contoh Teks Anekdot Lingkungan 1

Manusia Zaman Now
Pada suatu pagi, ada seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu jalanan di tengah kota. Tiba-tiba dari arah timur ada kendaraan beroda empat melaju dan melemparkan beberapa sampah dari beling mobil. Merasa tidak dihormati oleh pengendara mobil, petugas kebersihan pun menghentikan pekerjaannya dan berteriak kencang.
“Wooooiiii….. kalau buang sampah di tempat sampah. Punya otak atau tidak? Hargai dong orang yang sedang kerja!” Lalu, kendaraan beroda empat tersebut pun berhenti dan keluarlah si pengendara dengan pakaian kemeja berdasi dan celana kain serba hitam lagi rapi. Petugas kebersihan tersebut menghampiri pengemudi dengan perasaan kesal.
“Pak bisa tidak ya tertib sedikit. Buang sampah ya pada tempatnya. Ini saya sudah susah payah membersihkannya.” Kata petugas kebersihan dengan sedikit kesal.
“Sebelumnya maaf pak bukan maksud saya tidak menghormati Bapak,” ucap si pengendara.
“Bapak ini salah masih aja banyak alasan,” balas petugas kebersihan tak habis pikir.
“Jadi, gini pak saya ini hobinya main basket. Apa-apa saya lempar supaya masuk ke dalam target. Tidak terkecuali sampah saya tadi. Saya bermaksud melemparnya ke tong di dekat Bapak. Biasanya sih masuk, namun hari ini nampaknya kurang beruntung deh,” ucap pengendara menjelaskan sambil menunjuk tong sampah.
Si petugas kebersihan pun undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya. Dalam perjalanan hatinya bergumam “Ada-ada saja. Dasar insan zaman now banyak alasan. Sudah tahu salah pandai sekali mengelak. Apa susahnya sih mengaku salah kemudian minta maaf.”
Contoh Teks Anekdot Lingkungan 2

Hari sudah larut malam, namun Wiwik dan Sagita pergi keluar untuk mencari makan malam. Mereka tetapkan untuk mencari makan malam di sekitar taman kota. Setelah berkeliling, mereka kesudahannya menemukan tempat yang pas, yaitu sebuah lesehan penyetan.
Mereka memesan hidangan ayam penyet, ca kangkung, tempe dan tahu goreng serta es teh. Pada dinding warung ada tulisan, “Jangan buang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya.” Tak usang kemudian pesanan datang, mereka menyantap hidangan tersebut dengan lahap. Sambil makan, Sagita bertanya, “Mengapa goresan pena di dinding itu bukan kata mutiara?”
“Ya lantaran bukan toko mutiara keleus.” jawab Wiwik. “kenapa bukan kata motivasi?” tanya Sagita lagi. “Boros lah, nanti kau termotivasi terus makan di sini ngabis-ngabisin duit.” Jawab Wiwik lagi. “Lalu kenapa bukan soal kesehatan ya?” Sagita masih bertanya. “Ya gak logis dong. Nanti lesehannya gak laris lantaran masakan di sini kan kebanyakan berlemak jadi kolesterolnya tinggi.” Jelas Wiwik kepada Sagita.
“Kenapa nggak bahas soal ekonomi ya?” tanya Sagita. “Ya nanti nggak laris juga lah lesehan ini apalagi kalau suruh berhemat.” jawab Wiwik. “terus kenapa juga bukan soal politik?” Sagita masih bertanya. “Ya nanti dikira si pemilik warung mencalonkan diri di dewan perwakilan rakyat lagi. Nanti kita yang makan di sini disuruh coblos ia lagi. Padahal kenal aja kagak,” jawab Wiwik masih sabar.
“Anehnya, bukan juga soal pendidikan ya?” Sagita terus bertanya. “Kalau soal pendidikan, ini lesehan nanti penuh sama dedek-dedek yang ngerjain kiprah dong. Ngerjain tugasnya 5 menit, nongkrong sama wifiannya 2 jam sendiri. Bangkrut dah yang punya lesehan,” terperinci wiwik lagi.
Akhirnya mereka berdua lelah dengan pertanyaan dan semua jawaban. Mereka menikmati makan malam dengan begitu lahapnya. Suasana malam yang hening juga menciptakan mereka betah berlama-lama di lesehan tersebut. Tiba-tiba Wiwik terheran mengapa Sagita melahap semua tulang ayam itu tanpa tersisa.
“Kenapa kau makan tulang itu Git? Itu kan sampah buanglah pada tempatnya,” tanya Wiwik sekaligus memerintah.
“Iya ini saya tampung di tubuh dahulu, nanti sampahnya saya buang ke toilet,” ucap Sagita.
“OMG!” ucap wiwik tak habis pikir.
Contoh Teks Anekdot Tentang Alam

Lapor Komnas HAM
Pada selesai pekan ini saya menghadiri sebuah seminar perihal lingkungan hidup di kampus saya. Salah satu motivasi utama saya tiba ke seminar ini yaitu lantaran pembicaranya ganteng dan pintar. Bahkan saya cukup tertarik dengan prolog yang diucapkannya dalam seminar ini. “kalau membahas perihal Indonesia tentu tidak sanggup dilepaskan dari keindahan alam, flora, dan faunanya.”
Indonesia memang surganya para pegiat travelling dari seluruh manca negara. Namun, akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda isu lingkungan yang cukup sensitif. Perhatikan akhir-akhir ini, banyak sekali orang pandai yang bilang negeri ini sedang terancam. Memangnya terancam apa? Apakah Indonesia diancam? Apakah Indonesia akan dibunuh?
Narasumber tersebut juga menuturkan bahwa hutan merupakan sumber paru-paru dunia. Akan tetapi, yang mengherankan yaitu mengapa hutan terus saja ditebang oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab? Kalau hutan banyak yang mati maka paru-parunya juga mati dong? Nah kalau paru-paru hutan mati maka begitu juga dengan dunia dong?
Bukan hanya hutan, satwa liar juga sudah mulai terancam punah lantaran habitatnya dirusak oleh insan tidak bertanggung jawab. Contohnya orang hutan di pulau Kalimantan sana. Kasihan mereka lantaran kehilangan tempat tinggal akhir alih fungsi hutan untuk dijadikan lahan kelapa sawit.
Ya, andai saja nih orang utan itu bisa ngomong, maka sudah niscaya mereka beramai-ramai mengadu pada komnas HAM. Apa itu komnas HAM? Ya, binatang juga butuh pertolongan kan? Oleh lantaran itu, sudah waktunya dibuat komnas Hak Asasi Monyet. Mendadak seisi ruangan dipenuhi dengan gelak tawa termasuk saya.
Contoh Teks Anekdot Sosial

Pelesir Ala Ibu Pejabat
Suatu sore di ruang tamu sebuah rumah, ada dua orang kakak beradik yang sedang menyaksikan tayangan isu di sebuah channel TV. Mereka berdua saling bertukar pendapat mengenai tontonan yang tengah ditayangkan yaitu para anggota organisasi istri-istri pejabat yang tengah pelesir ke luar negeri. “Lihat ibu-ibu itu dek dari atas hingga bawah impor, glamor dan kompak lagi!” ucap kakak.
“Memang kenapa kak? Itu kan hak mereka. Mereka punya uang ya masuk akal saja kalau mau tampil glamour dengan banyak sekali merek internasional,” balas adik.
“Iya glamor si boleh. Tapi, coba lihat itu dek rambut mereka yang disemir cokelat atau kuning menyerupai bule. Belum lagi pakaian mereka yang berwarna baby pink itu sungguh mencolok mata. Terus, sepatu high heels mereka yang keterlaluan tingginya. Padahal, berapa usia mereka coba? Lalu, pejabat sekelas mana yang pantas berpakaian menyerupai itu?” Jelas si kakak panjang lebar.
“Lho, kakak ini belum tahu kah? Mereka keluar negeri kan mau konser kak,” ucap sang adik sambil tertawa geli.
Contoh Teks Anekdot Layanan Publik

Rahasia Besarnya Perut Polisi
Pada suatu pagi, Abdul dan Latif sedang mengurus pembuatan SIM di kantor polisi. Mereka berdua terheran-heran lantaran mekanisme pembuatan SIM ternyata sangat gampang sekali. Bagaimana tidak? Hanya dengan satu kali tes para pembuat SIM sudah dinyatakan lolos. Padahal beberapa di antara mereka terlihat belum lihai mengendarai kendaraan bermotor ketika tes.
Para polisi seolah tidak menghiraukan efek ke depannya jikalau para pembuat SIM yang belum lihai tersebut diluluskan dan akan berkendara di jalan raya. Abdul pun bertanya kepada Latif, “Bro, tahu engga kau kenapa polisi perutnya besar-besar?” “Ya lantaran gizinya tercukupi mungkin Dul jadi hidupnya makmur badannya gemuk,” jawab Latif.
Namun, Abdul malah menggelengkan kepala sesudah mendengar balasan Latif. “Lalu kenapa?” tanya Abdul mengulang. “Mungkin lantaran pekerjaan mereka tidak seberat yang dilakukan oleh TNI.” ucap Latif memberi balasan lain. “Salah semua, perut polisi besar ya lantaran sesuai dengan isi dompet masing-masing.” Ucap Abdul.
Contoh Teks Anekdot Sindiran Koruptor

Mall di ibu kota selalu ramai dikunjungi oleh muda-mudi terlebih lagi ketika malam ahad tiba. Pada malam ahad kali ini, Sisil dan Arman pergi ke salah satu mall di Jakarta. Mereka menghabiskan waktu untuk menonton dan membeli baju untuk kondangan ijab kabul kakak sisil.
Tibalah mereka di sebuah counter yang menjual banyak sekali gaun pesta merek populer dengan harga puluhan hingga ratusan juta. Sebagai wanita, sisil ingin Arman memilihkan satu gaun versi terbaik untuk dirinya.
“Beb, bisa tolong pilihkan saya gaun pesta yang bagus. Aku mau terlihat bagus dan menawan ketika pesta ijab kabul kakak nanti.” pinta Sisil manja kepada Arman. Ternyata Arman juga ingin Sisil memilihkan jas terbaik yang akan dipakainya di pesta ijab kabul kakaknya nanti. Akhirnya, Sisil menemukan jas hitam seharga ratusan juta dan bermerek terkenal.
Sisil pun memilihkannya untuk Arman. “Beb, tahu nggak jas apa yang lebih mahal harganya dari ini?” Tanya Sisil bercanda. “Apa?” tanya Arman penasaran. “Ya jas oranye yang ada goresan pena KPK nya itulah lantaran tidak sembarangan orang sanggup memakainya. Jika ingin memakainya maka harus korupsi miliaran bahkan hingga trilyunan. Jelas mereka itu orang-orang pilihan.” Jelas Sisil.
Contoh Teks Anekdot Keluarga

Pada suatu sore, seorang Ibu berencana untuk memijat bayinya sebelum memandikannya. Hal ini dilakukan sang Ibu lantaran bayinya semenjak beberapa hari ini susah tidur. Kemudian, si Ibu berniat mengambil minyak pijat di meja. Akan tetapi, sang Ibu lupa menaruh minyak pijat tersebut. “Baby oil kemarin saya taruh mana ya?” tanya sang Ibu dalam hati.
Lalu, ia teringat bahwa minyak pijat tersebut ada di dapur. Si Ibu pun memanggil anak keduanya yang berumur dua tahun, “Nak tolong ambilkan minyak ibu di dapur untuk pijat adek ya!” pinta sang ibu kepada anaknya. “Ya Bu.” Jawab sang anak sambil berlari kecil mengambil minyak ke dapur kemudian menyodorkan pada ibunya.
Si Ibu terkaget-kaget melihat sang anak membawa botol minyak goreng yang isinya masih setengah. “kenapa ini yang kau ambil Nak?” tanya si Ibu terheran-heran. “Lha, tadi Ibu bilang suruh ambil minyak di dapur.” celoteh anak tiga tahun tersebut dengan polosnya.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman

Ada dua orang gadis yang dekat namanya Rena dan Riris. Semenjak bersahabat, Rena sering meminta tolong kepada Riris terutama jikalau sedang kekurangan uang. Rena yaitu tipikal orang yang selalu memanfaatkan temannya untuk kepentingannya sendiri. Akan tetapi, jikalau uang tersebut ditagih oleh teman-temannya, maka ia akan menghindar seolah tak peduli.
Suatu ketika Riris mempunyai pekerjaan rumah berupa kiprah sekolah yang menumpuk. Namun, ia gundah lantaran di ketika bersamaan ada program keluarga yang tidak sanggup ditinggalkan. Ia pun mempunyai suatu inisiatif. Nah, di ketika yang bersamaan pula Rena ingin meminjam uang kembali.
“Ris, saya boleh pinjem uang lagi nggak?” tanya Rena sedikit memohon.
“Berapa Ren?” tanya Riris. “Satu juta saja Ris,” Jawab Rena. “Apa satu juta itu sudah bisa buat bayar hutang-hutangmu selama ini. Nah, ini kau malah mau pinjam lagi. Ya sudah tidak apa-apa nanti saya kasih pinjam. Tapi, kali ini ada syaratnya kau harus mengerjakan tugasku selama satu ahad ya,” ucap Riris panjang lebar. “Baiklah,” Jawab Rena dengan sedikit terpaksa nampaknya.
Satu ahad kemudian, ketika kiprah Riris sudah selesai Rena meminta uang kepada temannya tersebut. “Ris, ini tugasmu sudah selesai. Kamu bisa pinjami saya uang kan sekarang?” “Sebelumnya, maaf nih ya Ren, coba deh kau hitung berapa hutangmu ke aku. Satu juta kan? Nah, kemarin ini yaitu bayarannya lantaran kau tidak mau membayar hutang kepadaku,” tegas si Riris kepada Rena dengan penuh sindiran.
Mendengar perkataan dari Riris, Rena pun hanya bisa terdiam. Setelah kejadian ini persahabatan keduanya pun merenggang. Riris tidak direpotkan lagi oleh Rena yang sering meminjam uang tapi tak pernah dikembalikan.
Ada banyak cara yang sanggup Anda lakukan untuk menghibur diri maupun memberi kritik. Salah satu cara yang sanggup Anda lakukan yaitu menggunakan media teks anekdot. Pada paragraf di atas telah disampaikan mengenai banyak sekali pola teks anekdot. Contoh tersebut sanggup dipelajari sebelum Anda mulai menciptakan teks anekdot sendiri.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih
Komentar
Posting Komentar